Kawasan Industri Bebatu jadi Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi KTT dan Malinau

 Jelajahi Jalanan Kaltara Bersama Bang Suheriyatna (SHY) – bagian 7

Masih dalam catatan perjalanan jelajah Kaltara (Kalimantan Utara), Bang Suheriyatna  kini berada di Tana Tidung. Banyak hal menarik perhatian anggota Tim Pemantau Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementarian PUPR RI itu. Utamanya dalam kaitannya dengan infrastruktur. Apa saja itu?

Bang Suheriyatna berdiskusi dengan bupati Kabupaten Tana Tidung Ibrahim Ali di Tideng Pale, beberapa waktu lalu.

______

Setelah dari Malinau, perjalanan tim jelajah Kaltara berlanjut menuju Kabupaten Tana Tidung (KTT). Jarak tempuh sekira 1 jam lebih melintas jalan nasional, yang di beberapa titik sedang dilakukan pengerjaan perawatan. 

Ada juga pengerjaan pemotongan bukit, serta meninggikan beberapa ruas yang terlalu rendah. “Ini dinaikkan, karena terlalu rendah. Di kanan-kirinya dibuat siring beton, agar kuat,” kata Suheriyatna saat singgah meninjau pengerjaan jalan tersebut.

Kanan

Dari Malinau-KTT, sebenarnya ada ruas jalan yang jarak tempuhnya lebih dekat. Namun kini kondisi jalannya masih berupa tanah, sehingga sulit dilintasi saat kondisi hujan.

Sesampainya di KTT, tepatnya di Kecamatan Sesayap–ibukota Kabupaten, Suheriyatna berkesempatan silaturahmi dengan Bupati (Ibrahim Ali) dan Wakil Bupati, Hendrik — yang saat itu sedang open house merayakan Natal.

Suheriyatna juga berkesempatan melihat sebuah taman atau lebih tepatnya ruang terbuka hijau (RTH) di tepi sungai. Yaitu di Desa Sedulun.

Diketahui, taman ini dibangun sendiri oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Menurut Suheriyatna, sebenarnya pembangunan RTH ini bisa dibiayai oleh Pusat, melalui Kementerian PUPR. 

Di Kaltara sudah ada beberapa yang dibangun. Seperti Taman Tepian Kaltara Abadi di Tanjung Selor, kemudian di Tarakan ada taman Berlabuh dan Taman Berkampung. Begitu juga di kabupaten Nunukan ada dibangun di Sebatik.

“Di KTT belum ada RTH yang dibangunkan pusat. Ini bisa diusulkan agar mendapatkan dana Pusat,” kata Suheriyatna saat berada di RTH yang berada di tepian Sungai Sesayap KTT tersebut.

Selain RTH di ibukota KTT yang menjadi atensi untuk bisa mendapatkan alokasi anggaran dari pusat, Suheriyatna juga menyinggung soal gagasan rencana membangun kawasan industri berbasis agro di Bebatu, Kecamatan Sesayap Hilir.

Menurut Suheriyatna, dengan kondisi sungai yang dalam dan besar, letak geografisnya Bebatu yang strategis, sangat potensial menjadi kawasan industri. Yang nantinya diintegrasi dengan pelabuhan besar di kawasan tersebut.

KTT, kata Suheriyatna, memiliki banyak potensi. Sebagai daerah baru, diperlukan strategi prioritas yang akan menjadi pengungkit ekonomi. Di mana, salah satu strateginya adalah mengadirkan investasi. Dan untuk dapat mengundang investasi, adalah dengam membuat kawasan industri.

“Meski sudah ada kawasan industri yang akan dibangun di Tanah Kuning-Mangkupadi, bukan berarti tertutup peluang di daerah lain di Kaltara,” kata Bang Yatna–demikian akrab disapa pria yang pernah menjabat sebagai Kepala dinas PUPR-Perkim Kaltara itu.

Dia mengatakan, jika di Kawasan Industri Tanah Kuning-Mangkupadi berbasis Industri Metal dan Logam, maka untuk kawasan industri Bebatu di KTT ini, sangat cocok sekali dikembangkan menjadi Kawasan Industri (KI) yang berbasis Agroindustri. 

Di mana, dapat menampung hasil produk petanian dan perkebunan untuk diproduksi menjadi produk turunan atau olahan yang siap ekspor.

“Ada banyak area perkebunan di Malinau, Nunukan, Bulungan dan KTT sendiri. Ini potensi besar, untuk bisa dibangun industri sendiri,” kata Bang Yatna.

Sedangan untuk kebutuhan energi dapat diperoleh dukungan dari PLTA Sei Sembakung, atau dari Malinau melalui PLTA Sei Mentarang yang telah berprogres dukungan dari Pemerintah Pusat, bahkan sudah masuk dalam salah satu proyek strategis nasional

Tidak hanya berdampak positif untuk kemajuan KTT, melalui kawasan industri ini juga dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi Malinau, sebagai kabupaten terdekatnya.

“Komoditi dari Malinau bisa lewat pelabuhan di Bebatu. Begitu pula hasil pertanian dan perkebunannya nanti diolah di kawasan industri itu. Jarak dari Malinau – Bebatu hanya 26 kilometer. KTT, bisa menjadi pintu gerbang Malinau. Apalagi kalau jalan lurus yang dibangun sudah mulus,” kata Suheriyatna lagi.

Yang perlu dilakukan, lanjutnya, adalah menyiapkan lahan, buat perencanaan, lakukan studi. Dan selanjutnya usulkan ke pusat. 

TPE PSN Kementerian PUPR Dr Ir H Suheriyatna MSi meninjau peningkatan jalan nasional poros Malinau-KTT.

Gayung bersambut, Pemerintah Kabupaten KTT pun ternyata telah merespons gagasan ini. Disampaikan Bupati Ibrahim Ali dalam diskusi di kediamannya, Pemkab kini tengah menyusun perencanaan untuk pembangunan kawasan industri tersebut. Berikut juga mulai menginventarisir lahan di lokasi yang direncanakan. (bersambung)

Related Articles

Satu komentar

  1. When a plumbing crisis strikes, you need a reliable solution fast. Our emergency plumber near me expert sunshine-plumbers are available 24/7 to tackle any urgent issues—be it a burst pipe, a clogged drain, or a faulty water heater. With rapid response times and top-notch service, we ensure minimal damage and peace of mind. Our skilled technicians arrive equipped with the latest tools and technology to handle emergencies efficiently, so you can get back to your routine without the stress. Don’t let plumbing problems disrupt your life—call us now for prompt, professional service. We’re just a phone call away, ready to restore comfort to your home swiftly and effectively. Trust us for all your sunshine-plumbers needs and experience the difference of a dedicated team that cares.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button