Andhika Masharafi, Anggota DPRD Bulungan di Usia 24 Tahun; Pembuktian Pemuda Bisa Masuk Parlemen

BULUNGAN, tanjungselor.co – Dari 25 anggota DPRD Bulungan yang dilantik pada 12 Agustus 2024 lalu, Andhika Masharafi merupakan satu di antaranya. Dia sebagain salah satu anggota dewan termusa.

Lahir pada tahun 2000, Andhika baru genap berusia 24 tahun lebih. Pemuda kelahiran Desa Tanah Kuning, Tanjung Palas Timur ini, menyampaikan bahwa keberadaanya di DPRD Bulungan menjadi salah satu bukti adanya keterwakilan kaum muda dalam parlemen di Bulungan.

Hal tersebut lantaran, Andhika menjadi salah satu anggota legislatif Bulungan termuda untuk periode 2024-2029.

Berangkat dari pemikiran bahwa selain memiliki kapasitas dan potensi, pemuda juga memiliki tanggungjawab moral terhadap peran sosial, oleh karena itu Andhika Masharafi akhirnya memutuskan bergabung bersama partai Golkar Bulungan untuk maju dalam pemilihan legislative (Pileg) 2024.

Andhika masuk pada Daerah Pemilihan (Dapil) 2 Bulungan yakni meliputi Kecamatan Tanjung palas Tengah, Tanjung Palas Timur, dan Bunyu. Ia berhasil menduduki kursi keenam dengan perolehan 893 suara.

Kanan

“Pemuda saat ini memiliki kapasitas dan potensi, namun kita masih terbatas akan ruang dalam melakukan sebuah gerakan, jadi kita berkontribusi pun masih kurang,” kata Andhika.

Ia sebagai keterwakilan pemuda sepakat untuk melakukan sebuah gerakan dan melihat adanya peluang untuk memasuki parlemen.

“Dan Alhamdulillah, gerakan bersama kawan-kawan akhirnya berhasil mendapatkan satu kursi. Jadi ini bukan kemenangan saya, tapi ini kemenangan untuk para pemuda hari ini,” ucapnya.

Andhika juga mengajak para pemuda Bulungan untuk terus bersama-sama berkontribusi pada sosial masyarakat dan membangun Bulungan, terutama memajukan masyarakat di desa.

“Saya memberikan sinyal kepada teman-teman, ayo bersama-sama bertanggungjawab untuk keadaan sosial pada hari ini, khususnya di desa. Karena desa merupakan ujung tombak pembangunan,” jelasnya.

Bahkan Andhika telah mendiskusikan dalam pembuatan greendesign atau rencama kerja untuk dua bulan kedepan yang secara khusus akan melibatkan kepemudaan di Bulungan.

“Karena kemarin kerangka berpikirnya itu ada ruang-ruang aspirasi yang kita buat untuk pemuda dan secara umum untuk masyarakat. Dan porosnya adalah pemuda, ketika berbicara masalah energi kita maunnya anak muda,” tuturnya.

Tidak Hanya Menyangkut Kepemudaan
Meskipun ia berangkat dari perwakilan pemuda, namun mantan Ketua Bidang P3A Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisioner Fisip Tanjung Selor ini juga tidak menampikkan hal penting berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Tanah Kuning tempat ia dilahirkan dan dibesarkan.

Persoalan dan kondisi Desa Tanah Kuning yang saat ini telah masuk dalam kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) Industri Hijau juga menjadi salah satu motivasi Andhika untuk masuk dalam unsur parlemen.

“Dimana mayoritas Desa Tanah Kuning adalah nelayan, namun hari ini untuk PSN sudah masuk. Sehingga saya memandang masyarakat disana perlu ada keterwakilan,” ungkapnya.

“Kita tidak menolak industri, karena tidak ada kemajuan tanpa perubahan dan perubahan itu pasti nyata. Hanya saja perlu adanya pernyataan posisi yang jelas terhadap masyarakat bagaimana kondisi selanjutnya,” imbuhnya.

Hal tersebut dikarenakan, rata-rata mata pencaharian masyarakat Desa Tanah Kuning sebagai nelayan dan petani, sehingga perlu kejelasan sikap bagaimana masa depan masyarakat lokal.

Dalam memenangkan Pileg 2024, selain membutuhkan kreatifitas dalam berkampanye, Andhika Masharafi juga mengakui memiliki keuntungan dari adanya hubungan sosial di pedesaan.

Dimana menurutnya, hubungan sosial di pedesaan sangat jauh berbeda dengan di perkotaan.

“Kalau di Tanah Kuning itu dari ujung ke ujung desa itu seperti keluarga semua. Oleh karena itu persatuannya lebih kental. Kemudian untuk persaingannya juga tidak seberapa,” tuturnya.

Dalam hal ini, ia tidak memungkiri adanya previlage atau keutungan yang hampir sebagian besar warga desa Tanah Kuning masih memiliki hubungan keluarga atau kerabat, bahkan terhitung hingga ratusan orang.

“Kita berbicara tentang politik identitas ya, tapi secara kesukuan dan kekeluargaan itu pasti terpakai. Ketika berbicara masalah desa pasti seluruh masyarakat ingin Bersatu,” jelasnya.

Meskipun saat itu terdapat beberapa calon berasal dari daerahnya, namun ia meyakini masyarakat dapat menilai siapa yang memiliki potensi. Sehingga di Desa Tanah Kuning saja Andhika dapat meraup setidaknya 650 suara yang kemudian disusul dengan suara dari desa-desa lainnya.

“Personal branding, investasi sosial itu penting. Dan intinya ada previlage lah, saya akui saya mencapai posisi saat ini bukan dengan sendirinya tetapi banyak peran dibelakang saya ada tim, keluarga,simpatisan dan teman-teman pendukung lainnya,” tandasnya. (adv)

Related Articles

Back to top button