Punya Potensi Pariwisata Besar, Suheriyatna Nilai Tanjung Aru-Sebatik Bisa Menjadi “Water Front City”

NUNUKAN, tanjungselor.co – Kalimantan Utara (Kaltara) benar-benar kaya akan sumber daya alam. Tak hanya hasil bumi, hasil laut, namun panorama dan keindahan alamnya juga merupakan anugerah Tuhan yang memiliki potensi besar untuk menjadi sumber pendapatan daerah.

Pariwisata. Ya, banyak potensi pariwisata di Kaltara yang buruh pengelolaan maksimal, promosi dan pengembangan, sehingga menarik wisatawan untuk datang.

Salah satunya, pantai yang ada di Desa Tanjung Aru Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Infrastruktur cukup memadahi. Ada penginapan, beberapa cottage, resort, akses jalan yang mudah dan bagus. Listrik dan air bersih ada.

Secara sarana dan prasarana cukup lengkap. Yang perlu dilakukan adalah pengelolaannya, pengembangan dan bagaimana promosinya, sehingga wisatan dari luar datang.

Kanan

Terletak di tapal batas, pantai berpasir putih ini dapat menjadi pilihan destinasi wisata saat liburan ke pulau Sebatik.

Tak hanya wisatawan lokal, dari manca negara pun mudah untuk datang, dengan melintas dari Tawau, Malaysia ke Sebatik yang bisa ditempuh hanya puluhan menit saja.

Dr Ir H Suheriyatna MSi, salah satu yang baru saja menikmati wisata di Desa Tanjung Aru, Sebatik Timur.

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR-Perkim Kaltara, hingga terakhir sebagai  Tim Pemantau dan Evaluasi PSN di Kementerian PUPR RI itu, mengaku kagum dengan fasilitas di Pantai tersebut.

“Ada resort-nya. Bagus, representatif. Luar biasa. Jika dikelola dengan lebih baik lagi, ada promosi, saya yakin ini menjadi tujuan wisata yang potensial,” kata Suheriyatna.

Pantainya memiliki panorama indah, bahkan bisa menjadi menatap langsung ke negeri sebelah (Malaysia). Yang lebih meneriknya lagi, di Desa itu punya potensi besar pengembangan kelapa pandan. Sehingga bisa menarik wisatawan untuk berwisata ke wilayah perbatasan tersebut, sekaligus menikmati kelapa pandan.

Melihat potensi yang ada, menurut Suheriyatna, Desa Tanjung Aru, atau Sebatik Timur dapat dijadikan sebagai  Water Front City. Yaitu sebuah wilayah atau kota yang berhadapan langsung ke pantai.

Dahulu kawasan pantai ini hanyalah pesisir pantai biasa yang dipenuhi oleh pohon nipah, bahkan mendapat ancaman abrasi.

Oleh pemerintah, melalui Kementerian PUPR, telah melakukan pembangunan Break Water Pantai Tanjung Aru di Kabupaten Nunukan, Kepulauan Sebatik. Dengan total panjang 1.000 meter pada 2021 lalu.

Adapun pekerjaan yang dilakukan yaitu pemasangan dan pengisian busi beton, pemasangan geotekstile non woven, pemancangan kayu, dan pemasangan geotekstile.

“Saya lihat, break water yang dibangun kurang ditinggikan lagi. Sehingga gelombang bisa ditahan, dan pantianya dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata,” kata Suheriyatna yang hingga kini masih sebagi ketua himpunan pengembang jalan Indonesia (HPJI) Kaltara itu.

Selain dari desa, kecamatan dan pemerintah kabupaten, pemerintah pusat melalui program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) Tahun 2020 dan Tahun 2021 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga telah membanru.

“Saya punya masukan, desa ini seharusnya bisa diusulkan menjadi kampung wisata. Sehingga bisa mendapat support langsung dari Kementerian Pariwisata,” imbuhnya.

Yang lebih menarik Suheriyatna, adalah keaslian ornamen dan bentuk-bentuk rumah dan fasilitas lainnya yang original. Mengedepankan keasliannya.

Para pengunjung bisa memiliki kesempatan berswafoto dengan spot foto yang tentunya sangat instagramable.

Belum lagi dengan fasilitas pantai yang dilengkapi dengan beberapa gazebo sebagai rest area untuk wisatawan yang melepaskan penat, dan gedung serbaguna yang dapat digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. (*)