Politisi dan Negarawan
Oleh: Syarif Al Mahdali
Ada dua jenis pemimpin birokrasi, negarawan atau politisi. Seorang negarawan sepenuhnya berpikir untuk kepentingan rakyat, sedangkan politisi selalu berbicara kepentingan politik, entah tujuan pribadi maupun kelompok atau golongan.
Politisi yang jadi pemimpin, cenderung mengutamakan kepentingan politik. Bahkan rela mengabaikan tindakan yang berujung kebaikan. Lalau kebaikan tersebut akan memberi keuntungan bagi lawan politiknya. Ada juga pemimpin, seorang politikus yang berwujud negarawan.
Memang jenis ini tidak ideal, tapi juga tidak buruk-buruk amat. Jenis politisi yang menjalankan tugas tetapi selalu memilih tugas yang dapat meningkatkan pencitraan dirinya.
Jika dia harus turun ke daerah bencana, mengunjungi korban banjir atau mendengarkan keluh kesah dan aspirasi masyarakat yang menjadi korban kekerasan, maka hal itu akan dilakukan jika bisa meningkatkan citra dirinya.
Pemimpin jenis ini di mata rakyat tetap juga ada , apakah baik di mata manusia, atau baik di Mata Allah.
Kalau yang ideal menurut saya adalah jenis negarawan yang memahami dunia politik. Pemimpin yang menjalankan tugas sebaik mungkin tapi juga mengerti bagaimana mempertahankan diri untuk kepentingan rakyat.
Ia bertahan pada jabatan bukan karena ambisi tapi karena sadar bahwa ia adalah benteng buat rakyatnya sehingga ia mempertahankan jabatan untuk rakyat.
Sayangnya banyak negarawan yang kadang merasa takut dianggap ambisius jika harus mempertahankan kekuasaan. Padahal di mata Allah, ambisius untuk menjaga amanah adalah kebaikan.
Abu Bakar tidak tinggal diam ketika ada orang yang mengaku khalifah baru, bukan karena ambisius ia memeranginya tapi karena ia harus melakukannya.
Rasulullah menjadi pemimpin sampai akhir hayat bukan karena ambisius ia memeranginya tapi karena ia harus melakukannya.
Rasulullah menjadi pemimpin sampai akhir hayat bukan karena ambisius tapi karena itu adalah tugas yang diembannya. Indonesia butuh pemimpin yang negarawan, tapi juga tidak terlalu lugu dengan dunia politik, sehingga bisa tampil berbuat untuk rakyat sebanyak-banyaknya dan secara nyata menggerakkan roda perubahan. (*)
emla cream and priligy tablets Saito Y, Nakao K, Mukoyama M, Imura H
Clin Pharmacol Ther 2000 67 201 14 priligy 30 mg It was all a strategy
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.