Atasi Kesulitan Air Bersih di Tanah Kuning – Mangkupadi, Suheriyatna Tawarkan Teknologi WTP untuk Olah Air Sumur Bor
TANJUNG SELOR, tanjungselor.co – Sulitnya air baku menjadi kendala utama bagi warga desa Mangkupadi dan Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan untuk bisa mendapatkan air bersih.
Akibat tidak adanya air baku, sarana instalasi PDAM yang sudah dibangun sejak lama, hingga kini belum bisa difungsikan untuk memberikan layanan air bersih kepada warga.
Salah satu kendala sulitnya air bersih di wilayah pesisir yang masuk dalam kawasan industri internasional tersebut, karena tidak adanya sumber air baku di daerah itu.
Sungai yang terdekat ada di wilayah Pindada, Mangkupadi. Hanya saja debit airnya sangat kecil. Apalagi jika kemarau, sungai kering. Dan bahkan air laut (air asin) akan naik, saat kondisi pasang.
Terkait kondisi ini, Dr Ir H Suheriyatna MSi, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala Dinas PUPR-Perkim dan sekaligus Plt Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengatakan, salah satu solusi untuk mengatasi pemenuhan air bersih dikawasan pesisir itu adalah dengan membuat sumur bor kemudian diolah menjadi air bersih.
WATER TREATMENT PLANT (WTP) demikian pengelolaan air bersih itu disebut. “Sistem ini cocok di daerah yang sulit air bakunya,” kata Suheriyatna.
Air yang dihasilkan, sebutnya, memenuhi persyaratan fisik air bersih, sesuai standar Kementerian Kesehatan. Yaitu air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak keruh sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan juga sehat.
Sebelum diolah lewat WTP, karena dekat laut air di wilayah ini tidak penuhi standar. Terdapat beberapa proses-proses yang wajib dilakukan demi mendapatkan kriteria kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang baik agar layak untuk di konsumsi oleh jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.
Lewat WTP, kata Suheriyatna, seperti yang sudah dibangun di Desa Batuah di Kutai Kartanegara, di situ telah menghasilkan air bersih 2 liter per detik dan kapasitas reservoirnya 65 sampai dengan 80 liter kubik air bersih.
Melalui pengelolaan air ini, bisa mengakurkan 60 KK rumah warga. “Yang kami bangun di desa Batuah Kukar-Kaltim sudah ada sejak 2008, dan masih berfungsi sampai sekarang dengan pola CSR,” imbuhnya. Ia menyebut, biaya pembangumam instalasi ini berkisar kurang lebih Rp 3 miliar.
“Ini namamya dengan sistem teknologi erasi. Ini praktis sangat cocok untuk daerah Pulau Kalimantan yang kandungan airnya mempunyai kadar Fe/zat besi-nya yang tinggi.
Dengan menggunakan sistem teknologi erasi ini lebih praktis, efisien dan mudah pengoperasiannya serta murah. (*)
Откройте дверь к улучшенной версии себя
– кликните по линку на :~:text=%D0%98%D0%BD%D1%82%D0%B5%D0%B3%D1%80%D0%B0%D0%BB%D1%8C%D0%BD%D1%8B%D0%B9%20%D0%BF%D0%BE%D0%B4%D1%85%D0%BE%D0%B4%20%D0%BE%D0%BF%D1%81%D1%83%D0%B8%D0%BC%D0%BE%D0%BB%D0%BE%D0%B3%D0%B0