Atasi Kesulitan Air Bersih di Tanah Kuning – Mangkupadi, Lewat Pipanisasi dari Sungai Besar atau Gunakan Teknologi Erasi

Suheriyatna, saat berdialog dengan sejumlah warga Desa Mangkupadi, Tanjung Palas Timur, Bulungan.

TANJUNG SELOR, tanjungselor.co – Sulitnya air baku menjadi kendala utama bagi warga desa Mangkupadi dan Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan untuk bisa mendapatkan air bersih.

Akibat tidak adanya air baku, sarana instalasi PDAM yang sudah dibangun sejak lama, hingga kini belum bisa difungsikan untuk memberikan layanan air bersih kepada warga.

Jamal, salah satu warga Mangkupadi mengatakan, di desa mereka ada fasilitas PDAM yang dibangun sejak lama. Namun hingga kini tidak berfungsi.

“Dulu sempat mengalir, tapi tidak lama. Itu pun kalau malam saja. Selebihnya hanya menetes. Bahkan sekarang sama sekali tidak mengalir,” ungkapnya.

Berkaitan manfaat air bersih pun juga belum dirasakan warga Desa Tanah Kuning. “Selama ini ada yang pakai air bor, tapi hanya beberapa saja. Itu pun kadang airnya kuning. Kalau beli, pengeluaran warga bisa mencapai Rp 2 jutaan per bulan,” keluh warga lainnya.

Kanan

Salah satu kendala sulitnya air bersih di wilayah pesisir yang masuk dalam kawasan industri internasional tersebut, karena tidak adanya sumber air baku di daerah itu.

Sungai yang terdekat ada di wilayah Pindada, Mangkupadi. Hanya saja debit airnya sangat kecil. Apalagi jika kemarau, sungai kering. Dan bahkan air laut (air asin) akan naik, saat kondisi pasang.

Terkait kondisi ini, Dr Ir H Suheriyatna MSi, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala Dinas PUPR-Perkim dan sekaligus Plt Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengatakan, salah satu solusi untuk mendapatkan sumber air baku adalah dengan membangun pipa dari sungai besar terdekat di Bulungan, atau dari daerah Berau.

Solusi lain, adalah dengan membuat sumur bor kemudian diolah menjadi air bersih.

Hal ini pernah dilakukan Suheriyatna di Kaltim. Yaitu membangun instalasi pengolahan air (IPA) sederhana yang bisa melayani puluhan rumah tangga.

“Yaitu dengan sistem teknologi erasi. Ini praktis. Saya sudab pernah mencoba mengembangkan teknologi ini, dengan kapasitas 1.75 liter per detik,” kata Suheriyatna saat berdialog dengan warga Mangkupadi.

Alat ini, lanjutnya, sangat cocok untuk daerah Pulau Kalimantan yang kandungan airnya mempunyai kadar Fe/zat besi-nya yang tinggi.

Dengan menggunakan sistem teknologi erasi ini lebih praktis, efisien dan mudah pengoperasiannya serta murah.

“Untuk jangka panjang, solusinya membangun instalasi dari sungai besar. Seperti salah satunya dari Sungai Kayan. Masalah air bersih ini, penting untuk menjadi perhatian. Apalagi daerah ini menjadi kawasan industri. Penduduk akan meningkat drastis. Harus diantisipasi sejak dini kebutuhan dasarnya. Salah satunya air bersih,” ungkapnya.

Sedang untuk jangka menengah, dengan membuat sumur bor dan ditunjang melalui teknologi erasi yang ditawarkan.

“Yang penting ada listrik. Karena untuk penggerak mesin pompanya. Kemudian dibangun reservoir atau tempat penampungan. Alatnya sederhana. Hanya perlu tabung filtrasi, pompa, chemical dan pipa distribusi. Untuk sistemnya ada teknologi bagamana menetralkan kandungan fe nya, dan menambah oksigennya,” terang Suheriyatna.

“Di tempat yang sudah kami coba bangun, alhamdulillah, kualitas air yang dihasilkan bagus. Bahkan langsung dapat diminum,” imbuhnya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button