Percepat Realiasasi, Suheriyatna Dorong Kawasan Industri Bebatu Masuk Proyek Strategis Nasional
BULUNGAN, tanjungselor.co – Rencana pembangunan Kawasan Industri di Bebatu di Kabupaten Tana Tidung (KTT) yang sudah digaungkan sejak 2016 lalu, kini menjadi program serius yang akan digenjot realisasinya. Bahkan sedang diupayakan untuk dapat masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Demikian pernyataan dilontarkan Dr Ir H Suheriyatna MSi, selaku penggagas rencana pembangunan kawasan industri yang diproyeksikan berbasis agro dan maritim tersebut.
“Kita harus upayakan itu (kawasan industri) dapat masuk dalam PSN. Tentu ini perlu gerak cepat dan tepat, bersama oleh pemerintah daerah,” kata Suheriyatna, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Tim Pemantau dan Evaluasi (TPE) PSN di Kementerian PUPR RI ini.
Dikatakan, dalam progres untuk bisa mewujudkan rencana kawasan industri Bebatu, dirinya kala menjabat sabagai Kepala Dinas PUPR-Perkim Kaltara, sudah membuat studi kelayakan dan menyusun masterplan pada 2017. Yaitu master plan kawasan ekonomi berbasis maritim di Bebatu, Kabupaten Tana Tidung.
Selain sudah ada master plan dan studi kelayakan, yang selanjutnya disusun DED (detail engineering design), rencana pembangunan kawasan industri ini juga telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah maupun Jangka Panjang Provinsi Kaltara. Bahkan sudah masuk dalam RPJMN.
“KTT memiliki banyak potensi. Sebagai daerah baru, diperlukan strategi prioritas yang akan menjadi pengungkit ekonomi. Dan salah satu yang harus didorong adalah kawasan industri di Bebatu,” kata Suheriyatna.
“Meski sudah ada kawasan industri yang akan dibangun di Tanah Kuning-Mangkupadi, bukan berarti tertutup peluang di daerah lain di Kaltara. Dan nantinya kawasan industri di Bebatu berbeda. Jika di Tana Kuning, industri berat, seperti alumunium, baterai dan lainnya. Di Bebatu lebih pada industri agro dan maritim,” kata Bang Yatna–demikian akrab disapa pria ini.
Melalui kawasan industri yang nantinya terintegrasi dengan pelabuhan besar, di Bebatu bisa dibangun industri pengolahan minyak sawit, berikut turunannya. Begitu pun dengan hasil laut.
“Ada banyak area perkebunan di Malinau, Nunukan, Bulungan dan KTT sendiri. Ini potensi besar, untuk bisa dibangun industri sendiri. Jadi nanti kita pusatkan di kawasan industri ini. Minyak mentah dari pabrik-pabrik CPO yang ada tidak perlu lagi dikirim jauh-jauh. Diolah di situ nanti,” kata Bang Yatna.
Sedangan untuk kebutuhan energi, dapat diperoleh dukungan dari PLTA Mentarang yang telah berprogres pembangunannya. Juga dari PLTA Sembakung Nunukan, yang saat ini juga sudah mulai berproses.
“Yang perlu dilakukan adalah mendorong ke pusat. Berjuang, supaya masuk PSN. Dengan masuk PSN, ada jaminan. Sehingga investor sudah pasti akan masuk,” tegas pria yang juga salah satu penggagas kawasan industri di Tanah Kuning-Mangkupadi itu. (*)
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.