Masyarakat Pelaku Usaha Harus Sigap Tangkap Peluang Adanya Dua PSN di Kaltara

Suheriyatna: Siapkan Sejak Awal untuk Bisa Bersaing

Suheriyatna (tengah) saat melakukan survei lokasi calon kawasan industri hijau di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan pada 2015 silam.
Presiden Jokowi saat ground breaking PLTA Mentarang Induk di Malinau.

BULUNGAN, tanjungselor.co – Dua mega proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) kini sedang berprogres di Kalimantan Utara (Kaltara). Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Mangkupadi – Tanah Kuning, Kabupaten Malinau sudah berjalan pembangunannya sejak setahun terakhir. Yang kedua, PLTA Mentarang Induk di Malinau yang baru saja dilakukan peletakan batu pertama atau ground breaking oleh Presiden Joko Widodo.
Kedua proyek prestisius ini merupakan masa depan Kaltara. Akan banyak keuntungan yang diperoleh Kaltara. Bahkan jika selesai terwujud, kemajuan ekonomi Kaltara diprediksikan bakal melebihi Kaltim–provinsi induknya.
Demikian disampaikan Dr Ir H Suheriyatna MSi, Anggota Tim Pemantau Evaluasi atau TPE PSN dari Kementerian PUPR RI di sela menghadiri ground breaking PLTA Mentarang beberapa hari lalu.
Suheriyatna mengungkapkan, dirinya sebagai salah satu yang berperan sejak awal menggagas kawasan industri dan juga pembangunan PLTA Mentarang ini merasa sangat senang. “Ada kepuasan batin yang saya rasakan. Padahal dulu di awal-awal kami melakukan survei, banyak yang pesimistis. Tapi alhamdulillah, setelah 5 tahunan digulirkan, rencana ini akan mulai tampak terwujud,” kata Suheriyatna yang sebelumnya sebagai Kepala Dinas PUPR-Perkim Kaltara ini.

Diungkapkan, keberadaan PSN di Kaltara harus memberikan dampak positif bagi masyarakat. Sehingga masyarakatpun harus dapat menangkap peluang ini.
“Masyarakat harus mempersiapkan sejak awal. Utamanya bagi pelaku usaha. Siapkan standar mutu, kemudian membentuk komunitas. Ini perlu untuk memberikan keyakinan kepasa investor (perusahaan) yang ada di KIHI maupun di PLTA. Buat MoU dengan difasilitasi kepala daerah,” ungkapnya.
Untuk hasil dari kawasan industri ini, maupun PLTA memang bukan dirasakan langsung sekarang. Namun ini untuk jangka panjang.
Dijelaskan, PLTA dan KIHI (sebelumnya disebut KIPI) merupakan bagian dari 11 prioritas pembangunan yang digagasanya sejak 2017 lalu. Bahkan materi ini masuk dalam makalah yang dipaparkan pada saat Diklat Pim I.
Di mana sesuai rencana awal sejak disusun pada 2017 lalu, 11 prioritas infratruktur ini akan terwujud pada 20 tahun mendatang. Dengan demikian, hingga kini sudah 5 tahun berjalan.
Progresnya, beberapa dari 11 prioritas tersebut sudah mulai dilaksanakan. Seperti di antaranya pengembangan kawasan industri, kota baru mandiri, pembangunan konektifitas jalan, juga pembangkit listrik tenaga air ( PLTA ).
Dengan terwujudnya 11 infratruktur yang menjadi prioritas tersebut, Suheriyatna optimistis Kaltara akan menjadi pusat kekuatan ekonomi baru Kalimantan, bahkan Indonesia Timur. “Apalagi dengan adanya PLTA, yang akan menjadi sumber energi untuk men-support ke IKN Nusantara. Tak hanya itu, PAD untuk Kaltara nanti akan meningkat besar,” imbuhnya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button