Universitas Al Azhar Mesir, Inspirasi Pusat Pendidikan Islam di Dunia

Catatan Perjalanan Wisata Religi ke Tiga Negara (bagian 2)

Oleh: DR Ir H SUHERIYATNA MSi

Masih di Mesir, kami berkesempatan mengunjungi banyak tempat bersejarah di Negara ini. Salah satunya ke kampus Universitas Al-Azhar, sebagai pusat pendidikan islam yang sangat terkendal di dunia. Siapa yang tak kenal dengan Universitas Al-Azhar? Salah satu universitas tertua di dunia yang terletak di Kairo, Mesir ini telah berdiri sejak abad ke-10.

Ditemani sahabat saya, Ustaz Fatholiz yang merupakan alumni Universitas Al-Azhar, kami berkeliling di lingkungan kampus. Bahkan berkesempatan melaksanakan salat Jumat di masjid Al-Azhar.

Kami pun banyak mendapat penjelasan tentang universitas Al-Azhar. Awalnya, Al-Azhar hanya dijadikan sebagai tempat madrasah dan pusat pembelajaran Islam di sana. Namun seiring berjalannya waktu, universitas ini mulai menerapkan kurikulum baru dengan mulai mengajarkan berbagai bidang ilmu lainnya, seperti bisnis, ekonomi, sains, dan juga teknik.

Kanan

Menurut sejarah, Al-Azhar merupakan salah satu warisan dari Dinasti Fatimiyah (909-1171). Lembaga ini dinamai Al-Azhar untuk menghormati Fatimah, putri Nabi Muhammad, yang disebut sebagai Al-Zahra yang berarti bercahaya.

Mulanya, lembaga ini didirikan sebagai masjid dan pembangunannya selesai pada 24 Juni 972. Inilah kenapa Universitas Al-Azhar disebut sebagai universitas yang dianggap tertua di dunia, yang berdiri pada tahun 972.

Masjid Al-Azhar adalah sebuah masjid yang dibangun oleh Panglima Jauhar Assiqilli di Kairo antara tahun 359-361 Hijriyah atau 970-972 Masehi atas perintah khalifah Muiz Lidinillah, dari Daulat Fatimiah. Masjid ini adalah masjid Islam yang paling terkenal sekaligus masjid kampus terbesar. Masjid ini dinamakan Al-Azhar sebagai isyarat kepada Zahra, julukan Fatimah az-Zahra, putri Rasulullah SAW.

Penulis (Suheriyatna), berada di depan Masjid Al-Azhar di kawasan Kampus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir usai salat Jumat (17/02/2023).

Pada masa Daulat Mamalik, untuk pertama kali masjid ini berfungsi sebagai universitas dan pada tahun 1961 berubah menjadi universitas modern yang memiliki beberapa fakultas. Al-Azhar dianggap sebagai poros pemikiran Islam, politik dan ilmu-ilmu agama di Mesir dan dunia Islam. Mesjid ini memiliki lima menara dengan bermacam-macam tipe dan tiga mimbar. Di dalamnya terdapat perpustakaan yang sangat besar.

Para khalifah Fatimiyah selalu mendorong agar di dalam masjid dibangun tempat belajar. Dan pada saat itu lah secara perlahan masjid mulai digunakan sebagai madrasah, yang diklaim sebagai lembaga belajar tertua di dunia.

Kegiatan belajar di Al-Azhar baru dimulai tahun 975, di mana di dalamnya telah memiliki fakultas hukum, fikih Islam, tata bahasa Arab, astronomi Islam, filsafat Islam, dan logika.

Pada abad ke-12, oleh Dinasti Ayyubiyah, Salahuddin Al Ayyubi, mengubah Al-Azhar menjadi pusat pembelajaran Sunni Syafi’i. Pada masa ini, Salahuddin Al Ayyubi memperkenalkan sistem perguruan tinggi di Mesir. Di bawah sistem ini pulalah, perguruan tinggi menjadi lembaga terpisah di dalam lingkungan masjid dengan ruangan lain seperti kelas, asrama, dan perpustakaannya sendiri.

Selanjutnya, di bawah kekuasaan Mamluk, tepatnya pada 1250, Al-Azhar berkembang pesat. Bahkan, Mamluk mampu memberikan gaji untuk para pengajar di Al-Azhar, tunjangan bagi siswa, dan memberi dana bantuan bagi lembaga ini.

Pada 1340, Mamluk juga mendirikan perguruan tinggi di luar masjid. Setelah bangunan jadi pada akhir 1400-an, bangunan tersebut direnovasi dan dijadikan asrama baru untuk para siswa yang belajar di Al-Azhar.

Sejak awal Al-Azhar berdiri hingga masa kekuasaan Mamluk, Kairo sebenarnya juga telah memiliki 70 lembaga pendidikan Islam. Namun hanya Al-Azhar yang mampu menarik perhatian para pengejar ilmu karena kepopulerannya.

Al-Azhar tumbuh menjadi lembaga pendidikan Islam Sunni terkemuka di dunia selama periode kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah ini. Pada masa ini, salah satu pengembangan yang terjadi adalah telah dibentuk jabatan yang diberikan kepada ulama terkemuka di Al-Azhar. Namun, belum ada sistem gelar akademik yang diberikan.

Syekh atau profesor lah yang akan menentukan apakah siswa tersebut sudah layak mendapat ijazah atau belum. Jika ditanya berapa lama para siswa menghabiskan masa belajarnya di Al-Azhar? Jawabannya rata-rata adalah selama enam tahun. Waktu cukup lama bukan? Tapi hasil yang akan didapatkan juga gak perlu diragukan.

Lalu pada tahun 1961, Al-Azhar diresmikan sebagai universitas di bawah pemerintahan Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser. Semenjak itu banyak fakultas yang ditambahkan di Universitas Al-Azhar, mulai dari fakultas bisnis, ekonomi, sains, farmasi, kedokteran, teknik, dan juga pertanian.

Hingga saat ini, Universitas Al-Azhar tetap bisa mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu universitas tertua dan terkemuka di dunia. Banyak tokoh politik, akademisi hingga ulama di Indonesia menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar.

Alhamdulillah, kami bisa langsung melihat tempat bersejarah ini. Sebelum melanjutkan perjalanan ke lokasi bersejarah lain di Mesir, yang merupakan jejak para nabi. Salah satu yang akan kami kunjungi adalah makam Nabis Harun AS, sekaligus kami akan berziarah di makam tersebut. (bersambung)

Related Articles

Satu komentar

  1. Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button