Ekonomi di Sekatak, Gambaran Kecil Geliat Ekonomi Saat Kawasan Industri Berjalan

Jelajahi Jalanan Kaltara Bersama Bang Suheriyatna (SHY) – bagian 8

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari perbatasan Indonesia-Malaysia, misi Jelajah Jalanan Kaltara yang dilakukan Dr Ir H Suheriyatna sampai di wilayah Bulungan. Tepatnya di Sekatak. Ada yang cukup menarik di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Tana Tidung (KTT) itu. Geliat ekonominya yang signifikan, menjadikan daerah tersebut sebagai pusat keramaian baru.

_______

Sekatak, merupakan salah satu dari 10 kecamatan yang ada di Bulungan. Dulu, wilayah kecamatan itu termasuk yang tertinggal disbanding beberapa kecamatan lainnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Sekatak maju pesat.

Geliat ekonomi begitu mencolok. Hal ini dipicu adanya aktivitas tambang emas di kecamatan tersebut. Sekatak Buji sebagai ibukota kecamatan, menunjukkan kemajuan yang mencolok. Ekonomi hidup. Bahkan konon, transaksi keuangan di desa yang berada di jalan poros trans Kalimantan tersebut mencapai miliaran rupiah.

Kanan

Kondisi ini menggambarkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipacu oleh beberapa faktor. Salah satunya pemanfaatan sumber daya alam (SDA). Di Sekatak memiliki yang cukup besar. Yaitu tambang emas yang kini dikelola, baik oleh warga maupun pelaku usaha.

Selain pertambangan, SDA lainnya adalah berupa hasil perkebunan kelapa sawit yang berkembang di wilayah tersebut. “Untuk sektor pertambangan memang tidak bisa menjamin untuk jangka panjang. Karena pasti akan ada masa habisnya,” kata Suheriyatna memberikan penilaian saat singgah di Sekatak.

Untuk menjaga kestabilan ekonomi agar bisa jangka panjang, menurutnya, adalah dengan mendorong masyarakat untuk menggeluti usaha yang bisa untuk jangka panjang. “Uang hasil tambang ini besar, tapi tidak selamanya bisa  bertahan. Untuk itu, masyarakat harus mulai berpikir bagaimana membuka peluang usaha yang bisa berjalan continue, terus menerus,” ungkapnya.

Hal ini semua, lanjut dia, perlu ditunjang dengan infrastruktur yang kuat. Selain jalan, jembatan dan fasilitas lainnya yang memadahi, yang tak kalah penting adalah infrastruktur untuk menunjang kebutuhan energy.

“Energi sangat penting. Apalagi dengan harga yang murah. Listrik yang murah, maka biaya operasional untuk industry. Baik industry kecil maupun besar, akan lebih murah pula. Ini berpengaruh pada harga komoditi yang diproduksi,” kata Suheriyatna.

Kondisi di Sekatak, lanjut Suheriyatna, akan terjadi juga nanti di kawasan industry Tanah Kuning-Mangkupadi kelak saat industri yang dibangun sudah mulai berjalan. Bahkan menurutnya, akan lebih besar lagi.

“Nanti akan menjadi pusat ekonomi baru. Bahkan bisa menjadi kota baru di sana, dengan pertumbuhan ekonomi yang menggeliat,” imbuhnya.

Seperti diketahui, ekonomi di Sekatak menggeliat dalam beberapa tahun terakhir. Tak dipungkiri, adanya aktivitas tambang, turut berpengaruh pada ekonomi masyarakat sekitar. Namun demikian, secara tidak langsung biaya hidup masyarakat juga dinilai cukup tinggi.

Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bulungan, setidaknya dalam sebulan tak kurang Rp9 miliar – Rp 10 miliar uang beredar di Sekatak. Layaknya kota, tak jarang masyarakat desa terdekat, bahkan karena berbatasan dengan Kabupaten Tana Tidung (KTT), Sekatak menjadi tujuan kunjungan masyarakat kabupaten tetangga itu.

“Kalau ramai ya sudah ramai Sekatak. Tiap malam minggu ada kunjungan, termasuk hiburan malam juga menjamur, dimana ada gula pasti ada semut, Sekatak banyak gulanya,” kata salah seorang warga di Sekatak. (bersambung)

Related Articles

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button