Suheriyatna: Kultur Tanah di Kaltara Labil, Perlu Perlakuan Khusus dalam Membangun Jalan

Fungsi Rigid di Kanan-Kiri Jalan, untuk Penguatan dan Pelebaran Jalan

TANJUNG SELOR, tanjungselor.co – Kultur tanah di wilayah Kalimantan yang terbilang labil, dan sebagian besar berupa tanah rawa atau gambut, memerlukan perlakuan khusus dalam pembangunan konstruksi jalan. Terutama saat membangun jalan aspal atau hotmix. Karena jika dibangun dengan tanpa ada perlakuan khusus, jalan tidak bisa tahan lama.
Ketua Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Suheriyatna MSi mengungkapkan, salah satu perlakuan khusus dalam konstruksi jalan di Kalimantan, khususnya di Kaltara adalah dengan memperkuat bahu (sisi kanan-kiri) jalan.

“Makanya seperti kita hamper di seluruh konstruksi jalan nasional, di bahu kanan kiri jalan dibuat rigid (konstruksi beton). Selain untuk memperkuat badan jalan, bahu jalan ini juga berfungsi untuk memperlebar jalan,” kata Suheriyatna di sela meninjau beberapa akses jalan di Kaltara beberapa hari lalu.

Suheriyatna, yang kini juga sebagai Tim Pemantau dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu mengungkapkan, bukan bermaksud menyalahkan, pekerjaan overlay atau pelapisan aspal jalan kurang efektif dalam perawatan. Jika tanpa ada penguatan di bahu (sisi kanan-kiri) jalan.

“Kalau di kanan-kiri jalan tidak diperkuat dengan rigid, walaupun tiap tahun dilapis aspalnya akan selalu rusak kembali. Ini karena kultur tanah di Kalimantan, khususnya di Kaltara ini berbeda. Tidak bisa disamakan dengan di Jawa atau Sumatera. Di sini kultur tanahnya cenderung labil, tanah lumpur atau gambut. Bukan tanah keras,” urai Suheriyatna.

Kanan

Dia mencontohkan jalan di Sengkawit Tanjung Selor yang sempat menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya jalan ini sudah berulang kali bahkan, hampir setiap tahun dilakukan overlay aspal.

Suheriyatna, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR-Perkim Provinsi Kaltara itu mengakui, jika kultur jalan sengkawit sangat labil. Sehingga aspal cepat rusak. Salah satu solusi yang disampaikan adalah dengan memperkuat bahu (sisi kanan-kiri) jalan.

“Dengan rigid di kanan kiri, juga bisa berfungsi memperlebar jalan. Apalagi melihat perkembangan Tanjung Selor dengan kendaraan yang semakin banyak. Tidak menutup kemungkinan, jika tidak diantisipasi sejak sekarang, lambat laut kemacetan akan terjadi,” kata Suheriyatna.

Dicontohkan konstruksi jalan dengan penguatan di kanan kiri melalui cor beton (rigid) adalah di sepanjang jalan nasional. Seperti salah satunya di Jl Jelarai Raya (Tanjung Selor).

“Selain memperkuat dengan bahu jalan (beton), juga perlu diperkuat drainase di kanan-kiri jalan. Ini berfungsi untuk memperlancar saluran air. Agar tidak terjadi genangan di badan jalan,” jelasnya. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button