Dorong Program Pola Perhutanan Sosial, Siapkan Hilirasi Produk Perdesaan
TANJUNG SELOR, tanjungselor.co – Antutan menjadi desa pilot project dalam pengembangan pembangunan perdesaan, melalui program perhutanan sosial. Kawasan di desa tersebut diyankini memiliki potensi dalam pengembangan Kakao setelah beberapa waktu lalu dilakukan penlitian oleh Puslitkoka bekerjasama dengan Pemkab Bulungan.
Bupati Bulungan Syarwani, mengatakan Antutan bisa menjadi contoh dan dorongan semangat bagi desa lainnya untuk melakukan hal yang serupa, tentunya tak harus memiliki focus pengembangan komoditas yang sama. Sebab menyesuaikan potensi kawasan masing-masing.
“Dengan begitu, akan muncul produk atau hasil dari masing-masing desa, sesuai target kita one village one produk, kita berharap semua desa bisa mengembangkan potensinya masing-masing,” ujarnya.
Dalam pengembangannya, ia tak menampik yang harus dipersiapkan, seteleh sektor hulu, maka hilirisasi atau pasar dari produk yang dihasilkan juga harus disiapkan. Sama halnya potensi Kakao, maka kedepan diharapkan tak hanya sebatas bubuk Kakao, tetapi bisa dalam bentuk cokalat batangan. Ia menegaskan harus dipastikan offtaker atau pemasok, dan pangsa pasarnya, sehingga masyarakat tak lagi mengeluhkan sulitnya memasarkan produk yang sudah disiapkan.
“Kita menyakini ini dapat berkembang, skema perhutanan sosial dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, dapat dirasakan langsung. Kakao kita kembangkan, ini semoga pasarnya bisa hingga keluar daerah dalam bentuk coklat jadi, siap konsumsi,” katanya.
Menurutnya, Masyarakat Bulungan sejak lama terbiasa mengkonsumsi coklat milo asal Malaysia, pasar ini harus diambil alih coklat hasil produksi Bulungan.
“Mari kita dukung, jika ada persoalan mari kita selesaikan, komitmen kita untuk mendukung ini, Antutan jadi pilot project bsia jadi perangsang bagi desa lain, meskipun tidak seragam, maka itu akan menghasilkan produk desa masing-masing,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemkab Bulungan memantapkan komitmennya untuk pengembangan kawasan perdesaan berbasis perhutanan sosial. Terkait hal itu, Kamis (27/10/2022), Pemerintah Daerah menggelar lokakarya, yang sekaligus penandatanganan kesepakatan dukungan pentahelix dalam agenda pembangunan tersebut.
Bupati Bulungan Syarwani, dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan seluruh pihak yang ditandai dengan adanya penadatanganan bersama ini.
“Kaitannya dengan hal ini, Sabtu, 22 Oktober 2022 lalu, kita juga telah melaunching Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas, sebagai pilot project pembangunan kawasan perdesaan berbasis perhutanan sosial, yang sekaligus menjadi proyek perubahan asisten perekonomian dan pembangunan,” ujarnya.
Menurut bupati, melalui pola perhutanan sosial kelompok tani atau masyarakat desa, yang berada di sekitar area hutan, wilayah kerja perusahaan juga memiliki akses untuk mengelola hasil hutan. Pola perhutanan sosial ini, telah dilaksanakan berdasarkan ketentuan perundangan.
Hingga saat ini di Bulungan, sudah ada beberapa izin atau sudah terbit surat keputusan pengelola perhutanan sosial seperti di Desa Long Sam, Mangkupadi, Long Telenjau, Antutan, Binai, Long Bang. Long Bang Hulu, dan Sajau untuk wilayah kelola UPTD KPH Bulungan. Kemudian juga ada di Desa Long Beluah, Long Sam, Mara Satu dan Mara Hilir untuk izin pengelola perseorangan dengan skema Hutan Tanaman Rakyat (HTR) . Sedangkan untuk wilayah kelola UPTD KPH Tarakan antara lain Desa Long Lembu, Liagu dan Salimbatu.
“Dukungan secara pentahelix itu menjadi modal kita bersama mewujudkan pembangunan di Bulungan, bahkan mulai dari desa,” jelasnya.
Meski telah memiliki izin, dalam implementasinya di lapangan, sebagian lembaga atau masyarakat yang mendapatkan persetujuan pengelolaan perhutanan sosial masih ada yang belum beprogres setelah mendapatkan persetujuan pengelolaan tersebut.
“Melalui lokakarya dan terutama penandatanganan kesepakatan pentahelix yang kita laksanakan pada hari ini, saya harapkan dapat ditindaklanjuti dengan sungguh-sungguh terutama dalam implementasinya di lapangan,” bebernya.
“Melalui perhutanan sosial menjadi peluang, masyarakat di sekitar hutan, bisa mengelola hasil hutan, serta meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya. (adv)