Targetkan 2024 Sudah Fungsional, TPE-PSN Kementerian PUPR Fokus Penuntasan Jembatan Penghubung Malinau – Krayan


MALINAU – Dipimpin oleh ketua Tim Pemantau dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR RI), Ir Subagyo CES, Rabu (21/09/2022) melakukan tinjauan langsung ke lapangan di Kalimantan Utara (Kaltara). Salah satunya di jalan poros Malinau – Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.

Ada beberapa titik ruas jalan yang ditinjau dari ruas Malinau – Long Semamu. Pantauan lapangan, ada sejumlah kegiatan yang dilakukan kontraktor pelaksana, yakni PT Adhi Karya (persero) dan lainnya. Di antaranya pemotongan bukit untuk penurunan grade, relokasi jalan, juga pembangunan jembatan.

Dr H Suheriyatna Msi, salah satu dari TPE-PSE Kementerian PUPR-RI yang turut melakukan tinjauan lapangan mengungkapkan, sesuai target yang ditetapkan, ruas jalan Malinau – Long Bawan (Krayan) sepanjang 207,5 kilometer (Km) yang masuk dalam proyek strategis ini, akan dituntaskan pada Juni 2024.  Di mana, secara fungsional jalan bisa dimanfaatkan masyarakat.

Dari hasil evaluasi dan pantuan di lapangan, ada beberapa yang menjadi fokus pengerjaan untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Di antaranya penuntasan sejumlah jembatan penghubung di sepanjang jalan menuju perbatasan negara ini.

Kanan

Disebutkan, sedikitnya masih ada 37 titik jembatan lagi yang harus dibangun. Dari titik Long Semamu hingga Long Bawan. Dengan panjang bentang beragam, dari pendek hingga jembatan panjang.

“Alhamdulillah setelah perjalanan cukup panjang, hingga mobil yang kami tumpangi sempat mengalami kerusakan, kami akhirnya bisa menembus sampai sini. Tadi sudah kita lihat ada beberapa pekerjaan,” kata Suheriyatna, saat tiba di titik pembangunan jembatan Melasuk di ruas Malinau – Semamu.

Ia mengatakan, dalam tinjauan ini  tim melihat pembangunan jembatan Melasuk, dengan bentang 80 meter yang berada di Ruas Jalan Malinau-Long Semamu-Long Bawan di Kabupaten Malinau Kalimantan Utara  telah rampung dan dapat dilewati.

Jembatan dengan menggunakan rangka semi permanen (balley dengan tiga panel) itu, memiliki kapasitas kemampuan jembatan maksimal 12 ton. Diperuntukkan untuk angkutan kenderaan ringan membawa logistik, BBM dan bahan bangunan ke kawasan masyarakat di perbatasan.

“Tadi dari laporan yang disampaikan Satker yang menangani, dari Semamu sampai Long Bawan ada sekitar 37 jembatan. Termasuk satu jembatan bentang panjang di daerah Krayan. Itu nanti akan kita bangun, semi permanen dulu seperti di Jembatan Melasuk ini. Dengan harapan bisa dilewati untuk transportasi masyarakat,” kata Suheriyatna.

Dengan terhubungnya semua jembatan dari Malinau hingga Krayan, nantinya jalan poros ini sudah bisa fungsional, yang dapat dinikmati masyarakat. Utamanya warga di wilayah perbatasan.

“Terutama untuk pengangkutan barang. Terhubungnya jalan ini memang sudah lama ditunggu masyarakat yang menuju perbatasan dari Malinau-Long Bawan. Di mana selama ini hanya angkutan sungai dan udara yang menjadi alternatif utama masyarakat di perbatasan Kaltara. Dengan resiko tinggi dan tentua biaya yang mahal,” ujarnya. Apalagi dengan  ditutupnya perbatasan Long Midang (Kaltara-Indonesia) dengan Bakalalang (Sabah-Malaysia) selama pandemi covid.

Dengan telah terhubungnya jembatan dan jalan ini, Suheriyatna mengatakan, akses jalur darat akan lancar. Sehingga transportasi barang dan orang lancar. Yang efek positifnya akan menurunkan harga kebutuhan di wilayah perbatasan.

Selain jembatan yang akan menjadi fokus penyelesaian, Suheriyatna mengatakan, sesuai laporan dari Satker, sesuai topografi wilayah, di sepanjang jalan yang dibangun ini, ada beberapa titik yang perlu penanganan khusus. Salah satunya karena ketinggiannya.

“Selain pengerjaan jembatan, dari sisi Malinau – Semamu tadi kita lihat ada beberapa pengerjaan relokasi jalan. Ada satu ruas dari 16 kilometer, kita relokasi menjadi 8 kilometer. Juga ada pemotongan bukit atau penurunan grade tanah, supaya tidak terlalu menanjak atau menurun jalannya,” terang Suheriyatna.

Begitu pula, dari ruas Semamu – Long Bawan (Krayan). Ada pengerjaan serupa (relokasi jalan) yang diharapkam paketnya yang saat ini sedang proses, bisa secepatnya berkontrak dan terealisasi pengerjaannya.

“Yang dari ruas Semamu-Long Bawan, ada ditemui beberapa kendala, seperti tanjakan Jempolon, tanjakan Selukut. Kemudian jembatan Binuang dan Krayan. Kita beraharap dapat segera diselesaikan. Sesuai target, waktu penyelesaian paling lambat awal  tahun 2024. Sehingga Juni 2024 jalan Malinau – Krayan telah tembus diselesaikan 100 persen,” tegasnya.

Dalam kesempatan bertemu dengan pihak kontraktor, Suheriyatna menambahkan, di lapangan pelaksana juga terkendala dengan kenaikan harga material, apalagi menyusu adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak).

“Tadi waktu kami mendengar paparan dari pihak kontraktor, mereka mengalami keterlambatan karena kendala kenaikan harga BBM dan meterial. Meski demikian, mereka komitmen akan menuntaskan pekerjaan dalam 10 bulan ini,” tambahnya.

Untuk diketahui, Tim Pemantau dan Evaluasi (TPE) Proyek Strategis Nasional (PSN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI melakukan tinjauan lapangan di sejumlah proyek strategis di wilayah perbatasan di Kalimantan Utara (Kaltara).

Suheriyatna mengatakan, kedatangan TPE-PSN Kementerian PUPR ini, menindaklanjuti perintah Menteri PUPR untuk memantau dan mengevaluasi proyeks-proyek kementerian PUPR yang ada di wilayah Kalimantan. Utamanya proyek strategis yang ada di perbatasan.

“Kami satu tim ada 4 orang. Pak Ir. Subagyo, CES, selaku ketua tim. Kemudian Pak Ir. Ch. Kornel M. T. Sihaloho, M. Eng. Sc, Pak Ir. Hisar Parpunguan Hasiholan Marpaung dan saya sendiri. Sebelum di Kalimantan Utara (Kaltara) ini, kami sudah melakukan peninjauan di Kalimantan Barat,” kata Suheriyatna di Malinau.

Dikatakan, di Kaltara ada beberapa titik yang akan ditinjau. Di antaranya akses jalan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN), kemudian jalan nasional di Kalimantan dan beberapa titik lainnya.

“Untuk PLBN di Kaltara ada beberapa. Beberapa bulan lalu sudah kita tinjau di PLBN Sebatik di Nunukan. Kali ini di wilayah Malinau,” ungkapnya.

Salah satu akses jalan yang ditinjau adalah jalan paralel menuju PLBN di Long Midang, Krayan, ke Long Nawang dan beberapa lainnya.  Termasuk jalan dari Malinau – Long Midang, Nunukan. 

Suheriyatna menambahkan, hasil pantauan di lapangan ini selanjutnya akan dilaporkan ke Menteri PUPR RI. Untuk kemudian juga menjadi bahan evaluasi, untuk percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan ini. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button